Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno, menyatakan ekosistem lingkungan di lima danau yang ada di Sumbar kondisinya bermasalah. Salah satunya Danau Maninjau yang menjadi danau prioritas nasional di Sumbar.
Menurutnya perlu membangun pemahaman bersama mengenai urgensi dalam penyelamatan ekosistem lingkungan danau.
“Saya prihatin terhadap kondisi Danau Maninjau, sebagai satu-satunya danau prioritas nasional di Sumbar,” katanya pada Webinar FGD dimensi sosial ekonomi dalam penyelamatan ekosistem danau yang berjudul “Governance and Leadership Dalam Implementasi Pengelolaan Danau di Sumbar”, Selasa (21/07/2020).
Gubernur menjelaskan di Danau Maninjau kerap kali terjad kematian ikan secara massal hingga empat kali dalam satu tahun. Selain itu terjadi penurunan kualitas air hingga ke tingkat hypereutrofic (makin padat) akibat limbah pakan ikan dari kegiatan budidaya keramba jaring apung.
“Danau Maninjau memiliki KJA (Keramba Jaring Apung) yang melebihi daya tampung yang seharusnya hanya 6.000 petak KJA,” tambahnya.
Irwan mengatakan untuk Danau Maninjau pemerintah pusat menaruh perhatian khusus dengan dimasukan dalam program Kerja Danau sehingga diharapkan dalam lima tahun ke depan danau Maninjau bisa kembali baik ekosistem dan habitatnya.
Selain danau Maninjau, Irwan juga menyebut danau lainnya di Sumatra Barat juga bermasalah. Keempat danau tersebut yakni Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang.
“Danau Singkarak terlalu banyak penggunaan bagan dan banyak pula berdiri bangunan tanpa izin di sempadan danau. Untuk Danau Diatas dan Dibawah pemanfaatan ruang sekitar danau banyak yang tidak sesuai peruntukkan,” jelasnya.
Ada lima danau menjadi prioritas di Sumbar yaitu Danau Maninjau, Singkarak, danau Diatas dan Dibawah, serta Danau Talang yang ditetapkan sebagai kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungannya.