Pesisir Selatan– Pengelolaan dan pengembangan kawasan Wisata Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) perlu dijaga dan juga ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan harapan itu, sehingga Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Workshop Penguatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di daerah itu.
Kegiatan yang diselenggarakan di Hannah Hotel Painan selama dua hari yang dibuka Kamis (13/08/2020) oleh kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrial, SE MA AK itu, diikuti oleh 50 orang peserta yang berasal dari anggota Pokdarwis Kawasan Wisata Mandeh, dengan tema Peningkatan Pemasaran Digital Pariwisata Dalam Rangka Menuju Tatanan Baru.
Pembukaan Workshop Penguatan Kelompok Sadar Wisata lanjutan selama dua hari itu, juga dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pesisir Selatan, Hadi Susilo, dan para pejabat terkait lainnya.
Sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas peserta Workshop, pihak panitia juga mendatangkan beberapa narasumber yang berpengalaman dan memiliki kompetensi dalam hal kepariwisataan.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar dalam kesempatan itu mengatakan bahwa dia berharap Wisata Mendeh bisa berkembang sesuai dengan zamannya.
“Mandeh saat ini terlihat sangat bertolak belakang dengan sepuluh tahun yang lalu. Sebab Mandeh dulunya hanya sebuah kampung kecil yang terpencil dan sulit diakses, sekarang berkembang dengan pesat. Itu dampak dari dibukanya akses jalan sepanjang 41,8 kilometer di kawasan itu,” katanya.
Dijelaskannya bahwa jalan tersebut merupakan cikal bakal berkembangnya Kawasan Mandeh di Pesisir Selatan.
Dia juga mengingatkan agar pertumbuhan dan peningkatan sentra ekonomi melalui keberadaan warung dan cafe mulai dari batas Kota Padang hingga ke Kawasan Mandeh di Pesisir Selatan, disikapi dengan pemahaman bersama. Tujuannya keberadaan warung dan cafe di titik-titik terindah di sepanjang jalan tidak menimbulkan persoalan di masa datang.
“Sebab bila titik-titik ekonomi itu tidak ditata akan menimbulkan perspektif dan efek yang tidak bagus terhadap periwisata. Termasuk juga bila makanan atau minuman yang ditawarkan hanya dalam bentuk siap saji. Nah disinilah peran Pokdarwis agar kekuatiran penurunan kualitas pariwisata di daerah ini tidak sampai terjadi di masa datang,” harapnya.
Itu disampaikannya agar profesi masyakarat yang telah beralih dari sebelumnya sebagai nelayan, petani, dan lainnya, tidak kembali lagi ke profesi sebelumnya itu.
Hal lain yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana pelaku wisata bisa melakukan ragam penawaran paket wisata kepada pengunjung.
“Misalnya menawarkan wisata menangkap ikan hingga membuat masakan dari hasil tangkapan, wisata turun ke sawah dan berbagai bentuk paket lainya. Termasuk juga paket wisata berbasis digital yang berkaitan agar pengunjung benar-benar merasakan kenyamanan selama berada di Mandeh,” ujarnya.
Dia juga menyarankan agar pelaku wisata di Mandeh juga bisa membuat paket-paket eksklusif terhadap pengunjung yang ingin menikmati keindahan Mandeh.
*Sebab sebagian masyarakat yang memiliki banyak uang, kunjungan wisata yang dia lakukan haruslah benar-benar nyaman. Sehingga tidak ada salahnya pelaku wisata di Kawasan Mandeh juga menyediakan kapal-kapal dengan paket eksklusif sebagaimana saya jelaskan,” ungkapnya.
Dia juga menyampaikan agar masyarakat tidak membuat akses menuju Mandeh menjadi lambat atau terganggu akibat ulah dan perilaku masyarakat.
“Hal itu bisa saja terjadi seperti dengan membuat polisi tidur di sepanjang jalan, meminta sumbangan di jalan dan lainya,” ingatnya.
Dari itu dia berharap kepada semua peserta yang mengikuti Workshop dapat mengikutinya secara serius agar apa yang didapatkan bisa diaplikasikan nantinya di lapangan.
“Ini saya harapkan agar Kawasan Wisata Mandeh berbeda dengan wisata lainnya di dunia. Selain itu Mandeh juga harus maju dan berkembang dengan keunggulan dan berbagai potensi yang dimiliki, tentunya dengan cara menjaga dan meningkatkan kualitasnya,” harap Novrial.
Kasi Pengembangan Kerjasama dan Usaha pariwisata, Dinas Pariwisata Sumbar, Mega Rina, menjelaskan bahwa Workshop tersebut merupakan yang kedua diselenggarakan di Pesisir Selatan, setelah sebelumnya juga diselenggarakan pada 23-24 Juli 2020 lalu.
“Metode kegiatan yang diikuti oleh 50 orang peserta yang berasal dari anggota Pokdarwis Kawasan Mandeh, baik yang berasal dari wilayah Kota Padang, maupun Pesisir Selatan sendiri adalah dalam bentuk diskusi dan tanya jawab,” katanya.
Melaui Workshop selama dua hari itu, peserta juga dilatih membuat rencana program go digital, serta juga pengemasan paket wisata di masa norma baru Covid-19.