Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menegaskan, akan membuat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi permanen. Menurutnya, pandemik corona virus disease 2019 (covid-19) tidak hanya berimbas pada peta jalan pendidikan, tapi juga sistem pendidikan.
Hal ini disampaikan Nadiem dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi X DPR RI, yang membahas mengenai rencana peta jalan pendidikan setelah pandemik Covid-19.
“Pembelajaran Jarak Jauh ini akan menjadi permanen,” kata Nadiem dalam raker yang ditayangkan di kanal YouTube DPR, Kamis (2/7/2020).
“Bukan Pembelajaran Jarak Jauh saja, tapihybrid model, adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi,” lanjut dia.
Dia meyakini, Pembelajaran Jarak Jauh kesempatan untuk lakukan berbagai macam efisiensi. Rencana ini akan membuka kesempatan bagi dunia pendidikan untuk melakukan berbagai macam efisiensi dengan menggunakan teknologi. Tak hanya itu, efisiensi juga dimungkinkan dengan memanfaatkan software dan aplikasi yang ada.
“Dan juga memberikan kesempatan bagi guru-guru, kepala sekolah, murid-murid untuk melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system, potensinya sangat besar,” kata Nadiem dalam rapat.
Selain itu ujarnya, PJJ belum sepenuhnya berjalan optimal, tapi lihat sisi positifnya. Nadiem menyadari bahwa PJJ belum sepenuhnya berjalan optimal. Saat ini masih banyak pihak yang merasa kesulitan beradaptasi dengan sistem PJJ. Namun Menteri millennials ini berupaya melihat sisi positif di dalamnya.
Nadiem mengatakan, belum pernah ada dalam sejarah Indonesia terlihat guru, kepala sekolah, dan orang tua yang berkesperimentasi dengan teknologi seperti di masa PJJ ini. “Kedepannya akan jadi tantangan,” kata Nadiem.
Selain soal PJJ, Nadiem mengungkapkan, masih ada sedikitnya empat aspek lain yang akan terdampak pandemik COVID-19 di sektor pendidikan. Mulai dari banyaknya institusi yang akan mendapat tekanan finansial, dipercepatnya akses digital di semua industri, tekanan untuk memperbarui keterampilan untuk menyesuaikan tuntutan penggunaan teknologi digital, hingga lokalisasi peluang kewirausahaan.
“Kemampuan bekerja secara mandiri dan kolaborasi secara digital, literasi digital akan jadi penting,” kata Nadiem menyebutkan salah satu perubahan yang akan terjadi. Perubahan kebutuhan kompetensi juga menurutnya akan semakin besar.
“Kemampuan murid belajar seumur hidup jadi penting,” lanjut Nadiem Makarim.